RadarHot News Berita Sains Edukasi Informasi Terkini | Matematika Fisika Kimia Biologi | SD SMP SMA Mahasiswa Guru | Soal Metode
Benarkah demikian? Benarkah matematika sulit? Benarkah jika seorang anak tidak pandai dalam matematika berarti anak tersebut adalah anak yang bodoh?
Ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebabnya.
Salah satu alasan terbesar mengapa siswa merasa matematika sulit adalah karena mereka tidak memahami nilainya dalam kehidupan nyata. Sikap ini semakin sulit untuk dihilangkan ketika siswa akan memulai matematika sekolah menengah, yang lebih berbasis teori.
Jika anak anda mempertanyakan nilai kehidupan nyata matematika, jelajahi mengapa mereka berpikir demikian. Anda dapat menjelaskan kepada mereka bahwa matematika menawarkan banyak manfaat dalam kehidupan nyata, termasuk:
Peluang kerja yang lebih baik — Sebagai subjek, keterampilan matematika sangat diminati dan akan memberi anak anda banyak peluang untuk mencapai aspirasi karir masa depan mereka.
Pengelolaan uang yang lebih baik — Mampu memahami topik seperti minat dan penganggaran membantu anak anda menghemat dan mengelola uang dengan lebih efisien, yang berarti lebih banyak peluang bagi mereka untuk menikmati hal-hal favorit mereka.
Keterampilan komputasional — Matematika adalah cara yang bagus untuk mengembangkan keterampilan teknis dalam ilmu komputer, robotika, dan teknik.
Keterampilan pemecahan masalah — Keterampilan yang dipelajari di kelas matematika memberi siswa kemampuan untuk berpikir analitis dan memecahkan masalah menggunakan logika dan penalaran, membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik.
Orangtua yang memiliki
kepercayaan bahwa matematika itu sulit, maka tentunya akan membuat anaknya
percaya bahwa matematika itu sulit. Jadi terlebih dahulu orangtua memberikan
pemahaman kepada anak bahwa tidak ada hal yang rumit jika kita mau mencoba untuk
memahaminya.
Stimulasi dan didikan
orangtua sejak kecil juga tentu berpengaruh pada kemampuan anak berlogika dan
memahami soal hitungan serta mencari penyelesaiannya. Seorang anak yang sejak
kecil sudah distimulasi cara berpikir dan analisanya maka akan lebih mudah
memahami banyak pelajaran, bukan hanya matematika. Bukan berarti kita bebankan
anak dengan perhitungan atau perkalian sejak dini, tapi ajak anak bermain teka
teki dan logika menurut tahapan umurnya.
Ada juga orang tua siswa lebih mementingkan membantu anaknya dengan cara yang curang, misalkan dalam musim pandemi ini siswa lebih banyak belajar melalui online di sekolahnya, dalam pekerjaan rumah bahkan ulangan, hingga ujian sekolah secara online alih-alih membantu mencari cara penyelesaian yang benar secara murni, orang tua malah mencari cara-cara seperti mencontek mencari melalui penelusuran, bahkan memanfaatkan orang lain yang bisa membantu mengisikan jawabannya. Hal ini merupakan preseden buruk yang fatal untuk anak kedepannya !
Sebagian besar guru matematika dasar (terutama jenis guru di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama) bukanlah jurusan matematika. Sebaliknya, mereka mendapat gelar mengajar, mengambil beberapa pendidikan lanjutan untuk mengkhususkan diri dalam mengajar matematika, dan ditempatkan pada posisi mengajar matematika.
Sementara mengajar adalah keterampilan dan semua pendidik berharga, ada banyak guru yang merusak harapan siswa mereka untuk memahami konsep matematika karena mereka tidak mempelajarinya sebelum mengajar.
Seringkali guru malah
membuat anak menjadi takut ataupun trauma dengan menganggap anak yang tidak
bisa menyelesaikan soal matematika ataupun materi yang disampaikan sebagai anak
bodoh. Padahal setiap anak tentu memiliki cara berpikir dan daya tangkap yang
berbeda. Ada baiknya guru juga mengerti bahwa untuk satu rumus atau soalan
tidak harus dijelaskan dengan satu cara. Begitupun dalam menjawab soal, jangan
paksa anak untuk benar2 mengikuti cara kita. Karena walaupun matematika adalah
ilmu pasti, tetapi kita bisa berkreasi dengan berbagai cara.
Cara mengajar guru yang tidak tuntas juga membuat anak mengalami kesulitan. Seringkali guru tidak benar-benar memahami apa yang dijelaskan, kurang mengerti cara-cara alternatif dalam matematika. hal ini membuat anak juga sulit memahami apa yang disampaikan.
Disisi lain banyak juga guru yang menyepelekan metode dan cara, bahkan membuat kesalahan yang fatal sehingga menyesatkan metode matematika pada siswa. Ingat ! Menyesatkan dan membuat kesalahan siswa, akan membuat kutukan yang menjadikan siswa tersebut seumur hidup membuat kesalahan !
Tuntutan kurikulum yang
memberikan beban kepada siswa membuat mereka terlalu lelah untuk mencerna apa yg
disampaikan di sekolah. Adakalanya bab-bab pembahasan yang tumpang tindih dan
tidak teratur membuat siswa bingung. Ditambah lagi buku teks yang tidak
memancing anak untuk ingin tahu. Bahasa yang digunakan seringkali kaku dan
sulit dipahami. begitupun dengan soal-soal yang ada.
Teman dan lingkungan
yang menganggap bahwa matematika itu sulit memberikan sugesti kepada anak bahwa
matematika itu benar sulit. Teman yang tidak mempunyai keinginan belajar,
keingintahuan yang kurang dan menganggap "sudahlah, matematika itu memang
susah. Buat apa dipikirkan" akan membuat anak tidak mempunyai keinginan
untuk belajar dan mengeksplorasi kemampuannya. Teman dan lingkungan yang
prioritasnya pada hal-hal lain seperti game ataupun pergaulan membuat anak
enggan belajar karena dianggap tidak penting dan hanya menjadi beban.
Bagaimanapun, kesulitan
yang kita rasakan maka akan kembali kepada sikap dan cara berpikir kita
sendiri. Seringkali kita lah yang membuat suatu hal terlihat rumit atau menjadi
lebih rumit dari sebenarnya.
Hal yang paling sering
menghambat keberhasilan seseorang adalah rasa malas. Hal ini bisa timbul karena
terlalu percaya diri hingga merasa tak perlu berlatih, juga bisa terjadi karena
merasa tidak akan bisa ataupun merasa tidak penting. Pernahkah kita pikirkan
mengapa masakan ibu kita enak? Karena ibu telah melakukannya berkali-kali,
pernah gagal dan mengahsilkan makanan yang kurang enak tapi ibu kita tetap
berlatih terus memasak untuk kita hingga pada akhirnya beliau bisa memberikan
masakan yang enak. Seperti itulah seharusnya kita, berlatih dan ulang-ulang
lagi pelajaran yang kita dapat. Dengan begitu kita akan menemukan dimana
kesulitan kita, dimana kita bisa menyelesaikannya.. Bahkan orang yang pintar
sekalipun jika tidak ingin berlatih maka kemampuannya tidak akan sempurna. Work
hard beats talent, kerja keras mengalahkan bakat.
Seringkali muncul
pertanyaan, "Apakah rumus ini dipakai kalau kita kerja nanti? Apakah
pelajaran-pelajaran ini akan ada gunanya pada kehidupan kita di masa
depan?". Pertanyaan-pertanyaan seperti itu seringkali membuat kita enggan
mempelajari matematika. Saya ingin jadi dokter lalu buat apa saya belajar
trigonometri. Hei, apa yang dilakukan oleh seorang atlet basket ketika berlatih?
Dia tidak hanya berlatih mengoper dan menggiring bola, tapi juga push-up dan
latihan-latihan lain. Apakah atlet basket itu melakukan push-up ketika
bertanding? Tentu tidak, tapi latihan tersebut melatih kekuatannya.
Begitupun pelajaran matematika, kita mungkin tidak memakai persamaan-persamaan aljabar dalam kehidupan kita. tapi itu membantu cara analisa dan logika kita.
Hal yang lucu adalah
ketika seorang siswa sulit menghitung persentase untung rugi menggunakan rumus
yang diberikan tapi akan dengan mudah menghitung untung rugi dalam kehidupan
sehari-hari. Karena sudah berpikir matematika adalah hal yang rumit maka ketika
melihat rumus sudah merasa terintimidasi. Padahal ketika dicoba mengkaitkannya
dengan kehidupan sehari-hari akan lebih mudah untuk dipahami.
Tentu saja tidak, setiap anak adalah unik, setiap anak adalah istimewa. Matematika melatih kemampuan logika, menganalisa pola dan penyelesaian masalah. Tapi bukan berarti anak yang kemampuan matematikanya tidak cemerlang artinya dia anak yang bodoh. Beri anak kesempatan mengeksplorasi kemampuannya yang lain. Yakinkan mereka untuk berusaha maksimal pada apapun hal positif yang mereka sukai tanpa mengensampingkan pelajaran sekolah.
Ya, matematika itu tidak sulit bahkan matematika itu mudah dan menyenangkan. Sama menyenangkannya dengan menjawab teka-teki, sama menyenangkannya dengan bermain tebak-tebakan. bayangkan bagaimana menyenangkannya ketika kita mampu menyelesaikan sebuah teka-teki.
Pada sebagian pelajaran matematika, akan lebih mudah jika kita memahaminya dengan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Jangan terpaku pada rumus, jangan dihapalkan tapi dipahami. Perhatikan pola-pola yang ada, berlatihlah maka kita akan paham dengan sendirinya. Jangan batasi pemahaman kita dengan rumus dan cara yang ada.
Dalam Artikel ini Bimbel Jakarta Timur memberi imbauan agar Lindungi Anak Anda Dari Kejahatan Seksual Dengan Menerapkan Underwear Rules. Maraknya kasus pelecehan seksual dan kekerasan pada anak sangatmembuat kita khawatir. Seakan-akan tidak ada lagi tempat aman bagianak-anak kta karena seringkali pelaku pelecehan tersebut adalah justru orangdekat.
Akan tetapi untuk bersikap overprotective pada anak-anak kita jugatentu tidaklah bijak. Meraka akan menjadi anak-anak yang penakut dan sulitberkembang. Lalu bagaimana? Apa yang harus kita lakukan agar anak-anak kitabisa melindungi diri dari para pedofil dan pelaku kekerasan tersebut?TerapkanUnderwear Rules.
Menurut Council Of Europe, Underwear Rules atau Aturan PakaianDalam adalah panduan sederhana untuk membantu orang tua menjelaskan kepadaanak-anak di bagian mana orang lain tidak boleh mencoba untuk menyentuh mereka,bagaimana bereaksi dan kemana untuk mencari bantuan.
Apakah Underwear Rules? Sangat sederhana: seorang anak tidak bolehdisentuh oleh orang lain pada bagian tubuh yang biasanya tertutup oleh pakaianmereka. Dan mereka tidak boleh menyentuh orang lain di daerah tersebut.
Hal ini juga membantu menjelaskan kepada anak-anak bahwa tubuhmereka adalah milik mereka, bahwa ada baik dan buruk rahasia dan sentuhan yangbaik dan buruk.
Anak-anak harus diajarkan bahwa tubuh mereka adalah milik merekadan tidak ada yang boleh menyentuhnya tanpa izin mereka. komunikasi yangterbuka dan langsung pada usia dini tentang seksualitas dan "bagian tubuhpribadi", menggunakan nama yang benar untuk alat kelamin dan bagian laindari tubuh, akan membantu anak-anak memahami apa yang tidak diperbolehkan.Anak-anak memiliki hak untuk menolak ciuman atau sentuhan, bahkan dari orangyang mereka cintai. Anak-anak harus diajarkan untuk mengatakan"Tidak", segera dan tegas, pada kontak fisik yang tidak pantas, untukmenjauh dari situasi yang tidak aman dan memberitahu pada orang dewasatepercaya. Hal ini penting untuk menekankan bahwa mereka harus bertahan sampaiseseorang mengambil alih masalah ini dengan serius.
Anak-anak tidak selalu mengenali sentuhan yang pantas dan yangtidak pantas. Beritahu anak bahwa tidak boleh seseorang melihat atau menyentuhbagian pribadi mereka atau meminta mereka untuk melihat atau menyentuh bagianpribadi orang lain. Aturan Underwear membantu mereka untuk mengenali batasanyang jelas dan mudah diingat yaitu pakaian dalam. Hal ini juga membantu orangdewasa untuk memulai diskusi dengan anak-anak. Jika anak-anak tidak yakinapakah perilaku seseorang dapat diterima, pastikan mereka tahu untuk memintaorang dewasa terpercaya untuk minta bantuan.
Kerahasiaan adalah taktik utama pelaku seksual. Seringkali anakdiajak bermain rahasia-rahasiaan yang membuat mereka merasa bersemangat danmerasa istimewa. Itulah mengapa penting untuk mengajarkan perbedaan antararahasia yang baik dan buruk dan menciptakan iklim kepercayaan diri. Setiaprahasia yang membuat mereka cemas, tidak nyaman, takut atau sedih tidak baikdan tidak harus disimpan; itu harus diceritakan kepada orang dewasa yang dapatdipercaya (orang tua, guru, polisi, dokter).
Ketika anak-anak dilecehkan mereka merasa malu, bersalah dantakut. Orang dewasa harus menghindari menciptakan tabu seputar seksualitas, danpastikan anak tahu siapa yang harus dituju jika mereka khawatir, cemas atausedih. Anak-anak mungkin merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Orang dewasaharus menjadi perhatian dan menerima perasaan dan perilaku mereka. Mungkin adabanyak alasan mengapa seorang anak menolak kontak dengan orang dewasa lain ataudengan anak lain. Ini harus dihormati. Anak-anak harus selalu merasa bahwamereka dapat berbicara dengan orang tua mereka tentang masalah ini.
Anak-anak perlu diberi petunjuk tentang orang dewasa yang dapatmenjadi bagian dari jaringan keselamatan mereka. Mereka harus didorong untukmemilih orang dewasa yang bisa mereka percaya, ada dan siap untuk mendengarkandan membantu. Hanya satu anggota jaringan keselamatan harus hidup dengan anak;yang lain harus tinggal di luar lingkaran keluarga dekat. Anak-anak harus tahubagaimana untuk mencari bantuan dari jaringan kepercayaan tersebut.
Dalam kebanyakan kasus pelaku adalah seseorang yang dikenal anak.Hal ini sangat sulit bagi anak-anak untuk memahami bahwa seseorang yangmengenal mereka bisa menyiksa mereka. Perlu diingat proses pendekatan yangpelaku kekerasan gunakan untuk memenangkan kepercayaan dari anak-anak.Menginformasikan orang tua secara teratur tentang seseorang yang memberihadiah, meminta untuk menjaga rahasia atau mencoba untuk menghabiskan waktusendirian dengan seorang anak harus menjadi peraturan yang ditetapkan dirumah.
Dalam beberapa kasus pelaku adalah orang asing. Ajarkan aturansederhana anak Anda tentang kontak dengan orang asing: jangan pernah masuk kemobil dengan orang asing, jangan pernah menerima hadiah atau undangan dariorang asing.
Anak-anak harus tahu bahwa ada pihak profesional yang dapat sangatmembantu (guru, pekerja sosial, ombudsman, dokter, psikolog sekolah, polisi)dan bahwa ada nomer telepon bantuan yang anak-anak dapat hubungi untuk memintasaran.
Dalam Artikel Tabayyun atau tatsabbut (cross check) Bimbel Jakarta Timur mencoba menjelaskan secara rinci dalam Al Qur'an dan Hadist Sahih.
Wahai orang- orang yang beriman jika ada seorang faasiq datangkepada kalian dengan membawa suatu berita penting maka tabayyunlah(telitilahdulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atasdasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuankalian.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
[al-Hujurât/49:6].
Kehidupan bermasyarakat tidak lekang dari isu, gosip sampai adudomba antar manusia. Keadaan ini diperkeruh oleh adanya sekelompok masyarakat menjadikan gosip dan `aib serta `aurat (kehormatan) orang lain sebagaikomoditas perdagangan untuk meraup keuntungan dunia. Bahkan untuk tujuanpopularitas ada yang menjual gosip yang menyangkut diri dan keluarganya.
Perilaku gosip yang telah menjadi penyakit masyarakat ini tidak disadari oleh kebanyakan pecandunya, bahwasanya menyebarluaskan gosip ituibarat telah saling memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Allah Ta’alamenggambarkan demikian itu ketika melarang kaum beriman saling ghibah(menggunjing), sebagaimana tersebut dalam al-Qur`ân:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّإِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْبَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًافَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka,karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Jangan pula kalianmemata-matai dan saling menggunjing. Apakah di antara kalian ada yang sukamenyantap daging bangkai saudaranya sendiri? Sudah barang tentu kalian jijikpadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allaah Maha menerima taubatdan Maha Penyayang. [al-Hujurât/49:12].
Dari penyakit ini, syahwat akan meluas dan berkembang penyakitlain yang tidak kalah bahayanya, di antaranya kebiasaan berbohong, memutuskansilaturrahim, melakukan hajr (memboikot, mendiamkan), at-tahazzub(kekelompokan), al-walâ` dan al-barâ` (suka dan benci) yang tidak sesuaitempatnya, bahkan sampai bisa sampai pada tahapan saling membunuh. Na’ûdzubillâhi min dzâlik.
Penyakit menggungjing ini tidak akan terobati selama Al-Qur`ânhanya diperlakukan sebagai sekedar ilmu pengetahuan yang dibaca dandikhutbahkan di mimbar- mimbar, dan tidak menjadikannya sebagai terapi. PadahalAllah Ta`ala berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌلِلْمُؤْمِنِينَ
Dan kami turunkan Al-Qur`ân sebagai obat dan rahmah bagi kaumberiman. [al-Isrâ`/17:82].
Allah Ta`ala juga berfirman:
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
Sesungguhnya Al-Qur`ân ini membimbing ke jalan yang paling lurus.[al-Isrâ`/17:9]
Terapi dari Al-Qur`ân dengan satu kata inti, yaitu tabayyun. AllahTa’ala telah menyebutkannya dalam surat al-Hujurât/49 ayat 6 ini, dan insyaaAllaah, akan dilakukan pembahasan yang ditinjau dari tiga sisi. Wallâhul-Muwaffiq.
Al-Hâfizh Ibnu Katsîr menyatakan, ayat ini dilatarbelakangi olehsuatu kasus sebagaimana diriwayatkan dari banyak jalur. Yang terbaik, ialahdari Imam Ahmad dalam Musnad-nya, dari jalur kepala suku Banil-Mushthaliq,yaitu al-Hârits ibnu Dhirâr al-Khuzâ`i, ayah dari Juwairiyah bintil-HâritsUmmil-Mu`minîn Radhiyallahu anhuma.
Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata : “Kami diberithu oleh Muhammadibnu Sâbiq, beliau berkata : aku diberithu ‘Îsâ ibnu Dînâr, beliau berkata :aku diberithu oleh ayahku, bahwa beliau mendengar langsung penuturan al-Hâritsibnu Dhirâr al-Khuzâ`i Radhiyallahu anhu :
Al-Hârits mengatakan: “Aku mendatangi Rasûlillâh Shallallahu‘alaihi wa sallam . Beliau mengajakku ke dalam Islam, akupun menyetujuinya. Akukatakan: ‘Wahai, Rasûlullâh. Aku akan pulang untuk mengajak mereka berislam,juga berzakat. Siapa yang menerima, aku kumpulkan zakatnya, dan silahkan kirimutusan kepadaku pada saat ini dan itu, agar membawa zakat yang telahkukumpulkan itu kepadamu’.”
Setelah ia mengumpulkan zakat tersebut dari orang yang menerimadakwahnya, dan sampailah pula pada tempo yang diinginkan Rasûlillâh Shallallahu‘alaihi wa sallam , ternyata utusan tersebut menahan diri dan tidak datang.Sementara itu al-Hârits mengira bahwa Allah dan Rasul-Nya marah, maka ia punsegera mengumpulkan kaumnya yang kaya dan mengumumkan: “Dulu RasûlullâhShallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menentukan waktu untuk memerintahkanutusannya agar mengambil zakat yang ada padaku, sedangkan menyelisihi janjibukanlah kebiasaan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tidak mungkinutusannya ditahan, kecuali karena adanya kemarahan Allah dan Rasûl-Nya. Makadari itu, mari kita mendatangi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
Sebenarnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengutusal-Walîd ibnu `Uqbah kepada al-Hârits untuk mengambil zakat tersebut, tetapi ditengah jalan, al-Walîd ketakutan, sehingga ia pun kembalilah kepada RasûlillâhShallallahu ‘alaihi wa sallam sembari mengatakan: “Wahai, Rasûlallâh! Al-Hâritsmenolak menyerahkan zakatnya, bahkan hendak membunuhku,” maka marahlahRasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mengutus pasukan kepadaal-Hârits. Sementara itu, al-Hârits telah berangkat bersama kaumnya.
Tatkala pasukan berangkat dan meninggalkan Madinah, bertemulah al-Hâritsdengan mereka, kemudian terjadilah dialog:
Pasukan itu berkata: “Ini dia al-Hârits”.
Setelah al-Hârits mengenali mereka, ia pun berkata: “Kepada siapakalian diutus?”
Mereka menjawab: “Kepadamu”.
Dia bertanya: “Untuk apa?”
Mereka menjawab: “Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengutus al-Walîd ibnu `Uqbah, dan ia melaporkan bahwa engkaumenolak membayar zakat, bahkan ingin membunuhnya”.
Al-Hârits menyahut: “Tidak benar itu. Demi Allah yang telahmengutus Muhammad dengan sesungguhnya; aku tidak pernah melihatnya sama sekali,apalagi datang kepadaku”.
Setelah al-Hârits menghadap, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “(Benarkah) engkau menolak membayar zakat dan bahkan inginmembunuh utusanku?”
Al-Hârits menjawab: “Itu tidak benar. Demi Allah yang mengutusmudengan sesungguhnya, aku tidak pernah melihatnya dan tidak pula datangkepadaku. Juga, tidaklah aku berangkat kecuali setelah nyata ketidakhadiranutusanmu. Aku justru khawatir jika ia tidak datang karena adanya kemarahanAllah dan Rasul-Nya yang lalu,” maka turunlah ayat dalam surat al-Hujurât: [1]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍفَتَبَيَّنُوا
1. يا أيّها الّذين آمنوا (wahai orang- orang yang beriman).
Ayat ini diawali dengan seruan kepada ahlul-îmân. Disamping kasusini terjadi di antara kaum beriman seperti yang kami paparkan di atas, jugakarena berkaitan dengan perintah yang tidak sah dilaksanakan kecuali oleh orangyang beriman. Ayat ini, sekaligus menunjukkan bahwa penyelewengan terhadapperintah ini dapat mengurangi kadar keimanan seseorang. Oleh karena itu, marikita mempersiapkan telinga dan hati, seraya memohon kepada Allah agarmelapangkan dada kita dengan nasihat ayat ini.
2. إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا (jika ada orangfâsiq yang datang kepadamu dengan membawa berita penting).
An-Naba`, artinya isu (kabar) penting. Adapun orang faasiq, ialahpelaku fusuuq, yaitu orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah. Setiapkemaksiatan adalah fusuuq. Karena itu, faasiq diklasifikasikan menjadi duamacam, yaitu fâsiq besar dan fâsiq kecil.
Fâsiq besar, identik dengan kufur besar, yang mengeluarkanpelakunya dari agama Islam. Dinyatakan oleh Allaah Ta’ala dalam banyak ayatal-Qur`ân:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang munaafik itulah orang-orang yang fâsiq.[at-Taubah/9:67].
Kita juga mengetahui, kemunafikan kaum munafikin pada zaman NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam yang sering disebutkan dalam Al-Qur`ân ialahkemunafikan i’tiqâdi (besar). Begitu pula tentang Fir’aun dan para pengikutnya:
إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fâsiq. [al-Qashash/28:32].
Kefâsikan kecil, identik dengan dosa besar yang tidak mengeluarkanpelakunya dari agama Islam. Seperti berbohong, mengadu domba, memutuskanperkara tanpa melakukan tabayyun (penelitian terhadap kebenaran beritanya)terlebih dahulu. Hal ini banyak pula disebutkan Allah, di antaranya padaayat-ayat berikut.
وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُفُسُوقٌ بِكُمْ
Dan janganlah pencatat maupun saksi (hutang-piutang) itumencelakakan. Dan jika kalian lakukan itu, maka itu menjerumuskan kalian dalamkefasikan. [al-Baqarah/2:282].
فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَاجِدَالَ فِي الْحَجِّ
Maka barang siapa yang telah menentukan pada bulan- bulan tersebutuntuk berhajji, maka janganlah rafats, jangan pula melakukan fusûq, jangan pulaberdebat pada saat berhaji. [al-Baqarah/2:197].
Dalam menafsirkan kata (fusûq) dalam ayat di atas, para ulamamengatakan, yaitu perbuatan maksiat [2]. Dan kefasikan yang dilakukan olehshahâbi (sahabat) dalam sababun-nuzûl ayat ini, yaitu kebohongannya dalammenyampaikan berita.
Imam Al-Qurthubi[3] berkata: “Al-Walîd dinyatakan fâsiq, artinyaberbohong”.[4]
Sehingga, dampak dari indikasi fâsiq menunjukkan bahwa apabilakebohongan saja yang merupakan kefasikan kecil sudah mengharuskan kitamewaspadai serta perlu untuk tabayyun, maka apalagi jika perbuatan itumerupakan fâsiq besar.
3. فتبيّنوا (maka telitilah dulu).
Ada dua qirâ`ah pada kalimat ini. Jumhûr al-Qurrâ membacanya“fatabayyanû”, sedangkan al-Kissâ`i dan para qurrâ` Madinah membacanya“fatatsabbatû”.[5] Keduanya benar dan memiliki makna yang sama.[6]
Tentang kalimat ini, ath-Thabari memaknainya: “Endapkanlah dulusampai kalian mengetahui kebenarannya, jangan terburu-buru menerimanya ….”[7]
Syaikh al-Jazâ`iri mengatakan, artinya, telitilah kembali sebelumkalian berkata, berbuat atau memvonis.[8]
4. أن تصيبوا قوما بجهالة (agar jangan sampai kalian menimpakansuatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan).
Keterkaitan makna antara ketidaktahuan dengan kesalahan sangaterat, sehingga kata “jahâlah” dimaknai kesalahan.
Imam Al-Qurthubi mengatakan, “bi jahâlah,” maksudnya ialah secarasalah.[9] Adapun kesalahan yang terus dibela serta dicari-cari pembenarannyadengan berbagai dalih, maka demikian ini merupakan sifat dan kebiasaan kaumNashara, sehingga Allah Ta’ala menyebut mereka dengan azh-zhâllîn. Yaituorang-orang yang tersesat sebagaimana disebutkan dalam suurat al-Fâtihah.
Penjelasan dari satu pihak yang mengadu tanpa tabayyun kepada yangdiadukan, dapat menyebabkan keruhnya pandangan kita terhadap seseorang yangasalnya bersih, sehingga kita berburuk sangka kepadanya, enggan bertemu danbahkan memboikotnya, dan akibat yang ditimbulkannyapun meluas. Jika dalamperdagangan bisa menurunkan omzet, dalam pergaulan menurunkan simpati, dalamdakwah menjadikan ummat tidak mau menerima nasihat dan pelajaran yangdisampaikannya, bahkan bisa sampai pada anggapan bahwa semua yang diajarkannyadianggap tidak benar. Jika demikian, maka yang mendapat kerugian ialah ummat.
5. فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (kemudian kalianmenyesal atas perlakuan kalian).
Allah Ta’ala menyebutkan penyesalan ini akan menimpa seseorangyang salah dalam menjatuhkan keputusan karena memandang suatu masalah (perkara)tanpa tabayyun, dan bukan dari orang yang diisukan negatif. Karena yangmemvonis ini telah berbuat zhalim. Sedangkan yang tertuduh tanpa bukti, iaberarti mazhlûm (terzhalimi). Padahal Rasûlillâh Shallallahu ‘alaihi wa sallampernah bersabda kepada Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu :
وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَاوَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ
Dan hindarilah doa orang yang terzhalimi. Sesungguhnya tidak adatabir penghalang antara doa orang yang terzhalimi dengan Allah.[10]
Merupakan kaidah pokok di kalangan ahli tafsir, bahwa:
العبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب
(yang menjadi patokan adalah keumuman indikasi lafazhnya, bukankekhususan sebabnya).[11]
Kaidah ini mengajarkan kepada kita, bahwa dalil-dalil yang berlatarbelakang kasus tertentu, tidak hanya berlaku untuk kasus tersebut pada waktuitu saja. Tetapi juga berlaku terhadap kasus sejenis pada masa sesudahnya,bahkan kasus-kasus yang tercakup dalam keumuman lafazh tersebut. Dan tentunya,kasus yang sejenis menempati peringkat utama terhadap pemberlakuan ayattersebut.
1. Kasus khusus, yaitu tentang kebohongan al-Walîd dan sunnahtabayyun dari Rasûlillâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Jika tidak melakukan tabayyun,bisa berakibat vonis murtad, peperangan dan pembunuhan.
2. Indikasi umum yang terkandung dalam dua kata bernada muthlak,yaitu “fâsiq”, dan “naba`”.
Fâsiq, ini berkaitan dengan kualitas pembawa berita. Dalam istilahahli hadits disebut “rijâl” atau “sanad”. Sedangkan “naba`” yang berartimasalah penting, dan dalam istilah ahli hadits disebut matan (substansiberita).
Pada poin ini, kesalahan sebagian orang ialah menyempitkan maknaayat ini dengan mengatakan, jika yang membawa isu (kabar) tersebut atau bahkanyang memberi vonis tersebut seorang ustadz, maka sudah pasti benar, karena ia(ustadz itu) orang shâlih. Sebaliknya, apabila –ternyata- vonis ustadz tersebutsalah, karena berdasarkan persangkaan tanpa tabayyun, apakah kita akanmenyematkan pada ustadz tersebut sebagai “fâsiq”?
Tatkala Penulis bertanya tentang hal ini kepada al-‘Allâmah Syaikh‘Ali Hasan al-Halabi – hafizhahullâh- beliau menjawab dengan tegas: “Engkauperhatikan sabab nuzûl ayat tersebut. Bukankah turun berkenaan tentang shahâbi(sahabat Nabi)?”
Maksud beliau –hafizhahullâh-, bahwasanya shahâbi sudah tentu‘âdil (legitimate), bahkan ta`dîl (legitimasi) para sahabat dari Allah ialah “radhiyallâhu’anhumwaradhû ‘anhu”. Artinya, Allah telah meridhai mereka, dan mereka punmeridhai-Nya.
Kurang legitimate apa shahâbi? Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tetap menyuruh Khâlid ibnul-Walîd agar melakukan tabayyun atau tatsabbut(cross check), karena pengaduan al-Walîd ini akan berakibat fatal. Kasus inilebih utama dalam penerapan ayat di atas dari pada keumuman lafazh.
1. Ayat ini merupakan pelajaran adab bagi orang beriman dalammenghadapi suatu isu atau berita yang belum jelas.
2. Pelaksanaan perintah tabayyun, merupakan ibaadah yang dapatmeningkatkan iman. Dan meninggalkan tabayyun dapat mengurangi iman.
3. Kewajiban tabayyun dibebankan kepada orang yang menerima kabarberita dan akan menjatuhkan vonis terhadap pihak yang tertuduh.
4. Dilanggarnya perintah tabayyun, dapat berdampat pada kerusakanhubungan pribadi dan masyarakat.
5. Penyesalan di dunia maupun akhirat akan ditimpakan kepada orangyang menerima isu negatif, menyebarkannya, serta kepada orang yang menjatuhkanvonis tanpa melakukan tabayyun terlebih dahulu.
Demikian, tafsir ringkas ini. Semoga Allah Azza wa Jallamemuliakan kita dengan hidâyatut-taufîq, sehingga kita berlapang dada dengannasihat ini. Wa âkhiru da’wânâ, ‘anil-hamdu lillâhi Rabbil ‘âlamîn.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XIII/1430H/2009M.Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 SelokatonGondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
[1]. Tafsîr al-Qur`ânil- ‘Azhîm, Ibnu Katsiir, Maktabah ash-Shafâ,Kairo, Mesir, Cetakan I, Tahun 1425/2004, (7/248).
[2]. Kitâbul-Iimaan, Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah, hlm 278. KitabTauhîd, Dr. Shâlih al-Fauzân, Jilid 3, hlm. 26.
[3]. Al-Imâm Abu `Abdillâh, Muhammad ibnu Ahmad al-Anshârial-Qurthubi.
[4]. Al-Jâmi’ li Ahkâmil-Qur`ân, Dârul-Kutub al-‘Ilmiyyah,Beiruut, Libanon, 16/205.
[5]. Al-Jâmi’ li Ahkâmil-Qur`ân, 1/ 205. Jâmi’ul-Bayân fîTa`wîlil-Qur`ân, 11/383.
[6]. Jâmi’ul-Bayân fî Ta`wîlil-Qur`ân, 11/383.
[7]. Ibid.
[8]. Aysarut-Tafâsiir, Maktabtul-Ulûm wal-Hikam, MadinahNabawiyyah, Cetakan ke-6, Tahun 1423 H/ 2003 M, hlm. 1259.
[9]. Jâmi’ul-Bayân fî Ta`wîlil-Qur`ân, 11/ 383.
[10]. Shahîh al-Bukhâri, al-Mazhâlim (9, 3/99).
[11]. Al-Burhân fî ‘Ulûmil-Qur’ân, az-Zarkasyi, MaktabahDârit-Turâts, Kairo, 1/32
Sumber: https://almanhaj.or.id/3445-mengapa-mesti-tabayyun.html
Bimbel Jakarta Timur Akan menerangkan mengenai apa itu Dosa Jariyah? Sumber-sumbernya dari Hadis dan Al Qur'an dan Bagaimana menyikapinya